Rabu, 23 Maret 2011

Persahabatan & Air Mata

Diposting oleh debby di 23.19
Kecelakaan Sepulang sekolah...
“Awasss....”,jerit Viona.Sepeda yang Viona dan Will naiki seketika jatuh kedalam semak -semak yang menjorok.Tubuh Will terguling hingga kepalanya terbentur dan mengeluarkan darah. ”Will...Will...sadar Will,maafkan aku.Seandainya aku tak meminta kamu menjemput aku,pasti ini tak akan terjadi.Will...ayo bangun...”,ujar Viona.Dengan sigap Viona mencari bantuan,sebelum akhirnya ia sendiri pingsan karna lukanya.
Rintik hujan terus manbasahi kota Bogor .
“Keluarga William?” seru dokter. Mama dan papa Will segera berdiri.
“kami dok..” ujar mereka. ”Anak anda mengalami pendarahan yang hebat,sehingga ia belum sadarkan diri,dan masih dalam fase kritis.”sahut Dokter.Mendengar hal tersebut orang tua Will hanya bisa terdiam dan pasrah sembari berdoa kepada Yang ESA.
Siang minggu kelabu,Ruang ICU...
Kabar yang tiba-tiba mengagetkan semua orang,ketika melihat detak jantung Will yang sudah tak ada.Kesedihan langsung menghampiri semua orang yang menyayangi dan mengcintainya.Viona masih sangat terpukul...hingga pada saat ia mendapat kabar itu,kabar yang membuatnya kian terpukul.Will telah tiada...meninggalkan semuanya...semua kenangan manis bersama Viona,sahabatnya...Ingin Viona menemuinya namun orang tuanya melarangnya.
Seminggu setelah kejadian itu Viona masih trauma dengan kejadian tersebut,dan itu sangat mengganggu keadaan psikisnya.Melihat hal tersebut orang tua Viona memutuskan agar membawa Viona pergi jauh untuk mengobati keadaan psikisnya.
Hari – hari yang dilalui Viona serasa makanan tanpa garam. Hampa dan hambar..
Sungguh, Viona terlihat sangat menyedihkan. Dengan lingkaran hitam di pelupuk matanya, ia terlihat lima tahun lebih tua. Badan ringkih yang semakin ringkih karena tiadanya seberkas cahaya kehidupan. Hari ini merupakan hari terberat dalam hidupnya. Ia akan meninggalkan kota Bogor demi menyembuhkan traumanya.Waktu begitu kejam menghukumnya. Di tatapnya Bunda dan Ayahnya yang tengah memasukkan kardus-kardus berisi barang dan pakaiannya ke dalam mobil box.Aku ingin bertemu Will untuk detik terakhirku.. begitu fikirnya. Tak lama dari termenungnya, ia menaiki mobil yang melaju membawanya ke kota Semarang, tempat dimana ia akan mengistirahatkan dan melupakan kejadian tersebut dan Will ...



Ruang ICU...

Para tim medis berusaha tuk menyalamatkan Will.Tetapi kecemasan sangat terlihat di raut wajah orang-orang yang menyayanginya.Setelah setengah jam para medis berusaha akhirnya sang dokter keluar dari ruangan tersebut.”Dia sudah pergi,maafkan kami kami sudah berusaha semampu kami”.Namun Mama Will tak percaya dan meminta dokter tuk mencoba sekali lagi.Mujizat terjadi nyawa Will masih bisa terselamatkan,dan Will berhasil melewati masa-masa kritis.Hari demi hari kesehatan Will berangsur pulih.Hingga ia sadarkan diri dan dipindahkan ke ruangan pasien biasa.

Will...
Aku mengetahui dirinya pergi ke luar kota. Tapi mengapa ia tak pamit padaku? Ah, luka ini semakin perih. Ku tanya pada mama dan papa, mengapa ia tak menemuiku saat ia pergi. Tapi hanya diam yang ku temui.”Mungkin ini sudah takdirku...”bisik Will dalam hati.

Tiga tahun setelah kejadian itu...

Hari pertama kepulangan Viona ke Bogor...
Hari yang kutunggu...setelahku mulai pulih dari trauma itu,hari kepulanganku ke Bogor.
Hari pertama Viona di sekolah...
Setelah tiga tahun lalu,ini adalah hari pertama aku kembali bersekolah di Bogor.Rasa rindu langsung menyerbuku.Memang sekolahku yang lama ketika di Bogor tidak begitu jauh,sehingga kenangan-kenangan itu kembali datang kepadaku.Langkah kakiku senada dengan hatiku yang sangat semangat dan bahagia.Namun langkahku terhenti ketika pandanganku terhenti pada seorang sosok yang ku rasa pernah bertemu sebelumnya. Sepertinya sosok tersebut tak asing lagi bagiku.Cara berjalan...pakaiannya...”Will...”kataku dalam hati.

Kelas pun dimulai ternyata Viona satu kelas dengan sosok yang dilihatnya.Satu persatu nama siswa disebutkan oleh seorang guru,dengan simak Viona mendengarkannya.Ternyata dugaan Viona salah,dia bukan Will,dia bukan Christopher Will.Dia Will yang lain .Minggu demi minggu telah terlewati.Walaupun dia bukan Will yang Viona harap, tetapi Viona sangat dekat dengannya.

Ujian Nasional...tinggal beberapa minggu lagi.Viona telah mempersiapkan dirinya tuk menghadapi ujuan.Dengan giat Viona belajar, tuk mencapai tekatnya mencapai cita-citanya.
Hari kelulusan...
Semua kegembiraan terpancar dari wajah mereka yang telah dinyatakan lulus.Viona pun sangat senang,karna ia mendapatkan nilai yang sangat baik.Sehingga ia mendapat beasiswa untuk kelanjutan pendidikannya.
Kegembiraan itu seketika berubah.Ketika Viona melihat Will bersama orang tuanya.Sosok yang memang tak asing lagi.Kecurigaan mulai muncul di benak Viona.”mengapa ia lakukan itu?mengapa ia membohongiku?”tanya Viona dalam hati.Namun Viona tak ingin terus tinggal dalam kecurigaan.Akhirnya Viona mengumpulkan keberanian untuk bertanya.
Semua sudah diceritakan kepada Viona.Setetes air mata jatuh membasahi pipinya.”Maafkan aku kalau ku tak pernah memberi tahu mu tantang nama asli ku.”jawab Will menyesal.”Kenapa kamu melakukan semua ini?”,Tanya Viona diiringi dengan tetes air mata.”Maafkan aku.Karna ku tak mau mambuatmu terluka”.jawab Will.
Will...
Selama ini ku selalu membuatmu sedih.Dan ku putuskan tuk melakukan ini.
Karna ku tak ingin membuatmu terluka lebih banyak..Sahabatku...

Iren Debora

0 komentar:

Posting Komentar

Rabu, 23 Maret 2011

Persahabatan & Air Mata

Diposting oleh debby di 23.19
Kecelakaan Sepulang sekolah...
“Awasss....”,jerit Viona.Sepeda yang Viona dan Will naiki seketika jatuh kedalam semak -semak yang menjorok.Tubuh Will terguling hingga kepalanya terbentur dan mengeluarkan darah. ”Will...Will...sadar Will,maafkan aku.Seandainya aku tak meminta kamu menjemput aku,pasti ini tak akan terjadi.Will...ayo bangun...”,ujar Viona.Dengan sigap Viona mencari bantuan,sebelum akhirnya ia sendiri pingsan karna lukanya.
Rintik hujan terus manbasahi kota Bogor .
“Keluarga William?” seru dokter. Mama dan papa Will segera berdiri.
“kami dok..” ujar mereka. ”Anak anda mengalami pendarahan yang hebat,sehingga ia belum sadarkan diri,dan masih dalam fase kritis.”sahut Dokter.Mendengar hal tersebut orang tua Will hanya bisa terdiam dan pasrah sembari berdoa kepada Yang ESA.
Siang minggu kelabu,Ruang ICU...
Kabar yang tiba-tiba mengagetkan semua orang,ketika melihat detak jantung Will yang sudah tak ada.Kesedihan langsung menghampiri semua orang yang menyayangi dan mengcintainya.Viona masih sangat terpukul...hingga pada saat ia mendapat kabar itu,kabar yang membuatnya kian terpukul.Will telah tiada...meninggalkan semuanya...semua kenangan manis bersama Viona,sahabatnya...Ingin Viona menemuinya namun orang tuanya melarangnya.
Seminggu setelah kejadian itu Viona masih trauma dengan kejadian tersebut,dan itu sangat mengganggu keadaan psikisnya.Melihat hal tersebut orang tua Viona memutuskan agar membawa Viona pergi jauh untuk mengobati keadaan psikisnya.
Hari – hari yang dilalui Viona serasa makanan tanpa garam. Hampa dan hambar..
Sungguh, Viona terlihat sangat menyedihkan. Dengan lingkaran hitam di pelupuk matanya, ia terlihat lima tahun lebih tua. Badan ringkih yang semakin ringkih karena tiadanya seberkas cahaya kehidupan. Hari ini merupakan hari terberat dalam hidupnya. Ia akan meninggalkan kota Bogor demi menyembuhkan traumanya.Waktu begitu kejam menghukumnya. Di tatapnya Bunda dan Ayahnya yang tengah memasukkan kardus-kardus berisi barang dan pakaiannya ke dalam mobil box.Aku ingin bertemu Will untuk detik terakhirku.. begitu fikirnya. Tak lama dari termenungnya, ia menaiki mobil yang melaju membawanya ke kota Semarang, tempat dimana ia akan mengistirahatkan dan melupakan kejadian tersebut dan Will ...



Ruang ICU...

Para tim medis berusaha tuk menyalamatkan Will.Tetapi kecemasan sangat terlihat di raut wajah orang-orang yang menyayanginya.Setelah setengah jam para medis berusaha akhirnya sang dokter keluar dari ruangan tersebut.”Dia sudah pergi,maafkan kami kami sudah berusaha semampu kami”.Namun Mama Will tak percaya dan meminta dokter tuk mencoba sekali lagi.Mujizat terjadi nyawa Will masih bisa terselamatkan,dan Will berhasil melewati masa-masa kritis.Hari demi hari kesehatan Will berangsur pulih.Hingga ia sadarkan diri dan dipindahkan ke ruangan pasien biasa.

Will...
Aku mengetahui dirinya pergi ke luar kota. Tapi mengapa ia tak pamit padaku? Ah, luka ini semakin perih. Ku tanya pada mama dan papa, mengapa ia tak menemuiku saat ia pergi. Tapi hanya diam yang ku temui.”Mungkin ini sudah takdirku...”bisik Will dalam hati.

Tiga tahun setelah kejadian itu...

Hari pertama kepulangan Viona ke Bogor...
Hari yang kutunggu...setelahku mulai pulih dari trauma itu,hari kepulanganku ke Bogor.
Hari pertama Viona di sekolah...
Setelah tiga tahun lalu,ini adalah hari pertama aku kembali bersekolah di Bogor.Rasa rindu langsung menyerbuku.Memang sekolahku yang lama ketika di Bogor tidak begitu jauh,sehingga kenangan-kenangan itu kembali datang kepadaku.Langkah kakiku senada dengan hatiku yang sangat semangat dan bahagia.Namun langkahku terhenti ketika pandanganku terhenti pada seorang sosok yang ku rasa pernah bertemu sebelumnya. Sepertinya sosok tersebut tak asing lagi bagiku.Cara berjalan...pakaiannya...”Will...”kataku dalam hati.

Kelas pun dimulai ternyata Viona satu kelas dengan sosok yang dilihatnya.Satu persatu nama siswa disebutkan oleh seorang guru,dengan simak Viona mendengarkannya.Ternyata dugaan Viona salah,dia bukan Will,dia bukan Christopher Will.Dia Will yang lain .Minggu demi minggu telah terlewati.Walaupun dia bukan Will yang Viona harap, tetapi Viona sangat dekat dengannya.

Ujian Nasional...tinggal beberapa minggu lagi.Viona telah mempersiapkan dirinya tuk menghadapi ujuan.Dengan giat Viona belajar, tuk mencapai tekatnya mencapai cita-citanya.
Hari kelulusan...
Semua kegembiraan terpancar dari wajah mereka yang telah dinyatakan lulus.Viona pun sangat senang,karna ia mendapatkan nilai yang sangat baik.Sehingga ia mendapat beasiswa untuk kelanjutan pendidikannya.
Kegembiraan itu seketika berubah.Ketika Viona melihat Will bersama orang tuanya.Sosok yang memang tak asing lagi.Kecurigaan mulai muncul di benak Viona.”mengapa ia lakukan itu?mengapa ia membohongiku?”tanya Viona dalam hati.Namun Viona tak ingin terus tinggal dalam kecurigaan.Akhirnya Viona mengumpulkan keberanian untuk bertanya.
Semua sudah diceritakan kepada Viona.Setetes air mata jatuh membasahi pipinya.”Maafkan aku kalau ku tak pernah memberi tahu mu tantang nama asli ku.”jawab Will menyesal.”Kenapa kamu melakukan semua ini?”,Tanya Viona diiringi dengan tetes air mata.”Maafkan aku.Karna ku tak mau mambuatmu terluka”.jawab Will.
Will...
Selama ini ku selalu membuatmu sedih.Dan ku putuskan tuk melakukan ini.
Karna ku tak ingin membuatmu terluka lebih banyak..Sahabatku...

Iren Debora

0 komentar on "Persahabatan & Air Mata"

Posting Komentar

 

ICE CREAM "DIEM" Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea